Ibadah para malaikat
Pada dasarnya diciptakannya malaikat oleh Allah SWT sama halnya dengan manusia dan jin, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Apabila para malaikat beribadah dengan menjalankan perintah Allah secara terus-menerus dan tidak ada unsur pembangkangan maka manusia dan jin dapat melakukan kesalahan dalam beribadah.
Para malaikat yang tidak pernah bosan-bosannya untuk bertasbih siang dan malam, mengindikasikan bahwa bertasbihnya malaikat merupakan bentuk ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan perintah Allah tanpa adanya sedikit perkembangan.
Hadits tentang Malaikat Pencatat Amal
Hadits yang membahas tentang malaikat pencatat amal baik dan buruk, ini sesuai dengan yang diriwayatkan oleh Abu Umamah, disebutkan bahwa:
كَاتِبُ الْحَسَنَاتِ عَلَى يَمِيْنِ الرَّجُلِ، وَكَاتِبُ السَّيِّئَاتِ عَلَى يَسَارِ الرَّجُلِ، وَكَاتِبُ الْحَسَنَاتِ أَمِينٌ عَلَى كَاتِبِ السَّيِّئَاتِ، فَإِذَا عَمِلَ حَسَنَةً كَتَبَهَا مَلَكُ الْيَمِينِ عَشْرًا، وَإِذَا عَمِلَ سَيِّئَةً قَالَ صَاحِبُ الْيَمِينِ لِصَاحِبِ الشِّمَالِ: دَعْهُ سَبْعَ سَاعَاتٍ، لَعَلَّهُ يُسَبِّحُ أَوْ يَسْتَغْفِر
Artinya: "Malaikat pencatat amal baik berada di sebelah kanan seseorang, sementara malaikat pencatat amal buruk berada di sebelah kirinya. Malaikat pencatat amal baik menjadi pemimpin malaikat pencatat amal buruk. Jika seseorang mengerjakan suatu amal baik, malaikat kanan mencatatnya sepuluh.
Dan ketika ia mengerjakan satu amal buruk, malaikat kanan berkata kepada malaikat kiri, Jangan tulis dulu, biarkan selama tujuh saat, barangkali ia bertasbih atau beristighfar meminta ampunan." (Riwayat ini disebutkan oleh Az-Zamakhsyari, Al Qurthubi dan Al Baidhawi)
Selain itu, Hasan Al Bashri dan Qatadah juga mengemukakan terkait malaikat pencatat ini,
"Kedua malaikat pencatat mencatat semua perkataan, lalu Allah SWT memilah yang baik dan yang buruk, lalu menetapkannya, sedangkan yang selain itu Dia hapus."
Raqib dan Atid bukanlah nama malaikat
Selama ini, Mama mungkin mengira kalau Raqib dan Atid merupakan nama malaikat. Akan tetapi, ternyata kedua kata tersebut merupakan istilah untuk menyebutkan sifat dari para malaikat.
Berkaitan dengan itu, Imam Qurtubi dalam kitab tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Quran mengungkapkan sejumlah pendapat mengenai malaikat Raqib dan Atid, yakni:
1. Pendapat tentang Malaikat Raqib
2. Pendapat tentang Malaikat Atid
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, Ibnu ‘Utsaimin juga menjelaskan,
(رقيب ) مراقب ليلاً ونهاراً ، لا ينفك عن الإنسان . ( عتيد ) حاضر ، لا يمكن أن يغيب ويوكل غيره ، فهو قاعد مراقب حاضر ، لا يفوته شيء.
Artinya: "Raqib adalah sifat malaikat yang senantiasa mengawasi siang dan malam, tidak pernah berpisah dengan manusia. Sedangkan Atid maknanya, sifat malaikat yang senantiasa hadir, tidak mungkin absen atau mewakilkan tugas kepada yang lain."
Fungsi dan Tugas Malaikat
Allah menciptakan malaikat sebagai makhluk yang terbanyak, tidak ada makhluk yang dapat mengetahui jumlah malaikat sekalipun malaikat itu sendiri kecuali Allah sebagai penciptanya. Maka untuk mengetahuinya sebagai bentuk keimanan bagi setia muslim, Islam memberikan suatu nama dan tugas bagi masing-masing mereka yang mewakili dari sekian banyak malaikat dengan jumlah malaikat yang wajib diimani.
Malaikat-malaikat tersebut secara fungsional mewakili seluruh malaikat yang ada dan berkaitan langsung dengan eksistensi alam pada umumnya dan manusia pada khususnya.
Malaikat Jibril merupakan malaikat atau duta-Nya yang terpercaya. Jibril sebagai agen wahyu Allah dan utusan yang paling dipercaya serta mempunyai kedudukan tinggi. Dengan demikian, semenjak diutusnya nabi pertama sampai nabi terakhir proses pemberian wahyu selalu melewati malaikat Jibril.
Malaikat jibril adalah penghulu para malaikat, ia pemimpin bagi seluruh malaikat dan ia malaikat Allah yang agung dan paling kuat, yang sangat ditaati dalam alam malaikat. Malaikat Jibril bertugas untuk memelihara api serta mematangkan buah-buahan, dan sebagai penguasa angin serta bala tentaranya.
Malaikat Mikail bertugas mengatur serta menguasai tetesan air hujan dan sesuatu yang disebabkan dari tetesan air seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, dan ekosistem lain. Memang benar bahwa dari air tersebut muncul sebuah kehidupan dan dari kehidupan tersebut maka malaikat Mikail bertindak sebagai malaikat yang mengatur rezekinya.
Malaikat Israfil bertugas sebagai peniup sangkakala sebanyak dua kali. Tiupan pertama untuk mematikan semua makhluk baik di langit maupun di bumi, sedangkan tiupan kedua untuk menghidupkan kembali semua makhluk.
Sangkakala merupakan alat yang ditiup oleh malaikat Israfil menyerupai terompet kelak menjelang dimulainya kehidupan baru, yaitu awal dimulainya kehidupan akhirat.
Malaikat Izrail bertugas untuk menentukan masa berakhirnya sesuatu yang ada di dunia ini, baik di langit maupun di bumi. Pencabutan nyawa orang mu’min dengan lemah lembut sebagaimana kebalikan dari kondisi orang-orang kafir.
Malaikat penjaga disebut juga al-mu’aqqibat. Bertugas menjaga manusia di saat siang dan malam, di saat manusia diam dan bergerak, dan di segala kondisi manusia. Mereka menjaga manusia dari depan maupun belakang, dari binatang buas serta dari gangguan jin dan setan.
Allah mengutus para malaikat penjaga kepada manusia sebagai bentuk sifat rahman Allah kepada manusia. Sifat rahman tersebut merupakan sifat yang diberikan kepada setiap manusia tanpa membedakan muslim atau tidak. Tidak ada seorangpun yang dapat menjaga manusia setiap saat, baik di waktu malam maupun siang dalam kondisi apapun, kecuali hanya Allah SWT.
Dalam Islam, malaikat Ridwan dikenal sebagai malaikat yang ramah dan lemah lembut serta mempunyai kasih sayang yang tinggi. Ia bertugas mengurus surga yang luasnya antara langit dan bumi, kemudian melayani orang-orang yang masuk ke dalamnya. Ia juga mempunyai pembantu-pembantu dalam tugasnya.
Malaikat penjaga surga selalu mengucapkan salam kepada orang-orang yang masuk ke dalamnya sebagai tanda penghormatan bagi mereka yang telah bersabar menghadapi semua ujian dan cobaan ketika hidup di dunia.
Malaikat Malik bertugas menjaga neraka, ia juga mempunyai pembantu-pembantu dalam menjaga para penghuni neraka. Penjaga tersebut ada sembilan belas malaikat penjaga, namun tidak dijelaskan secara konkrit penafsiran angka sembilan belas tersebut, apakah angka yang mempunyai arti tidak terbatas, sehingga penafsiran sembilan belas malaikat mempunyai jumlah yang tak terbatas bagi para penjaga neraka.
Malaikat Raqib dan Malaikat Atid merupakan malaikat yang menjaga manusia dan mencatat segala amal perbuatannya selama hidup di dunia. Catatan malaikat ini sebagai bukti yang otentik bagi setiap orang kelak di akhirat. Sebagaimana malaikat-malaikat lain, malaikat Raqib dan malaikat Atid juga mempunyai pembantu malaikat-malaikat lain.
Allah menerangkan bahwa tugas yang dibebankan kepada kedua malaikat ini ialah bahwa tidak ada satu ucapanpun yang diucapkan seseorang tanpa ada disampingnya seorang malaikat (Raqib dan Atid), yang mengawasi dan selalu hadir untuk mencatat amal-amalnya yang berpahala dan amal-amalnya yang menyebabkan dosa.
Meskipun Allah mengetahui setiap perbuatan seseorang dan lebih dekat dari pada nadi seseorang tetapi Allah juga mengutus dua malaikat untuk mencatat segala ucapan dan perbuatan hamba-hambanya.
Allah telah memberikan kenikmatan kepada manusia, sehingga Allah menciptakannya dengan bentuk yang baik dan sempurna. Kemudian Allah memberikan kenikmatan kepada manusia dengan diutusnya dua malaikat penjaga yang selalu menjaga dan mencatat amal-amalnya, agar dapat memberi balasan yang sempurna.
Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir bertugas mengajukan beberapa pertanyaan kepada mayat di dalam kubur.
Urgensi Penciptaan Malaikat
Tugas Malaikat Raqib dan Malaikat Atid
Secara lebih rinci, kita akan membahas tugas malaikat pencatat amal. Malaikat pencatat amal baik dan buruk bernama malaikat Raqib dan malaikat Atid. Malaikat Raqib ialah malaikat pencatat amal baik yang berada di pundak kanan kita, sedangkan malaikat Atid ialah malaikat pencatat amal buruk yang berada di pundak kiri kita.
Kedua malaikat ini selalu menyertai kemanapun kita pergi. Malaikat Raqib dan malaikat Atid selalu mengawasi manusia dan hadir di mana pun manusia berada. Maka malaikat Raqib dan malaikat Atid ini ada banyak jumlahnya, sebanyak manusia yang ada di dunia ini.
Malaikat Raqib dan Atid selalu mendampingi manusia dan dalam menjalankan tugasnya kedua malaikat ini menggunakan qorinnya yang ditempatkan ke setiap manusia.
Malaikat Raqib bertugas mencatat segala amal kebaikan manusia, sedangkan malaikat Atid bertugas mencatat semua amal perbuatan jahat manusia. Malaikat Raqib selalu berdampingan dengan Malaikat Atid dalam menjalankan tugasnya.
Malaikat Raqib dan Atid sangat jujur dan tidak pernah bermaksiat kepada Allah SWT, mereka mencatat dengan sangat hati-hati sehingga tidak ada satu pun amalan naik dan buruk yang lolos dari catatannya. Mereka tidak ditugaskan untuk menjatuhkan vonis kepada umat manusia, melainkan mencatat saja. Semua keputusan dikembalikan lagi kepada Allah SWT.
Contohnya, ketika kita melakukan sebuah kebaikan meskipun kecil, bahkan baru niat melakukan kebaikan saja, maka malaikat Raqib akan mencatatnya sebagai amal. Apabila kita menolong teman kita yang sedang kesulitan, menolong korban bencana, puasa sunah Senin-Kamis, sholat wajib dan sholat sunah, serta segala amalan baik lainnya meskipun hanya menyingkirkan duri dari jalan.
Namun, apabila kita beramal buruk, seperti mencuri, berbohong, sombong, meninggalkan sholat dan lain-lain, maka amalan buruk kita akan dicatat oleh malaikat Atid. Perbedaannya, apabila baru niat dan belum melakukan, maka malaikat Atid tidak akan mencatatnya.
Oleh karena itu, apapun perbuatan yang kita kerjakan ingatlah bahwa akan ada dua malaikat yang selalu mengawasi serta hadir untuk mencatat perbuatan kita sebagai manusia. Amal-amalan yang dicatat ini kelak akan dihitung, ditampakkan, dan ditimbang pada hari kiamat. Tidak hanya perbuatan yang akan dicatat amalnya, namun setiap perkataan yang kita keluarkan dan kita lakukan juga akan dicatat oleh malaikat yang mengawasi/malaikat Raqib dan malaikat yang hadir/malaikat Atid.
Tidak ada salahnya untuk melakukan sebuah kebaikan meskipun tidak ada yang melihat dan takutlah berbuat sebuah keburukan dalam senyap. Karena kita sebagai manusia tidak sendiri, ada dua malaikat yang akan terus mengawasi dan hadir mencatat amal-amal kebaikan maupun amal-amal keburukan.
Dalil Alquran yang menguatkan keberadaan malaikat Raqib dan Atid
Di dalam Alquran, Allah menjelaskan bahwa manusia sejatinya diikuti dan didampingi oleh para malaikat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi,
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
"Lahụ mu'aqqibātum mim baini yadaihi wa min khalfihī yaḥfaẓụnahụ min amrillāh, innallāha lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirụ mā bi`anfusihim, wa iżā arādallāhu biqaumin sū`an fa lā maradda lah, wa mā lahum min dụnihī miw wāl."
Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (QS. Ar-Ra’d: 11).
Secara lebih spesifik, Allah menjelaskan adanya keberadaan Raqib dan Atid yang akan mencatat segala amal perbuatan manusia. Hal ini tertuang dalam Surah Qaf, yakni,
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)
"Iż yatalaqqal-mutalaqqiyāni 'anil-yamīni wa 'anisy-syimāli qa'īd. Mā yalfiẓu ming qaulin illā ladaihi raqībun 'atīd."
Artinya: “(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaf, [26]:17–18).
Firman Allah lainnya adalah Surah Al-Infithar yang berbunyi,
(12) وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ (10) كِرَامًا كَاتِبِينَ (11) يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ
"Wa inna 'alaikum laḥāfiẓīn. Kirāmang kātibīn. Ya'lamụna mā taf'alụn."
Artinya: “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Infithar: 10-12).
Catatan amal perbuatan manusia tersebut bukan hanya sebagai tulisan semata, Ma. Nantinya di hari akhir, setiap catatan akan dikembalikan kepada para pemilknya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang bunyinya,
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا ۚ أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
"Yauma yab'aṡuhumullāhu jamī'an fa yunabbi`uhum bimā 'amilụ, aḥṣāhullāhu wa nasụh, wallāhu 'alā kulli syai`in syahīd."
Artinya: “Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu” (QS. Al-Mujadilah, [28]:6).
Penciptaan Malaikat
Tentang malaikat, dalam Al-Quran tidak diterangkan secara jelas bagaimana proses penciptaan malaikat itu terjadi, namun dalam hadis Nabi diceritakan bahwa malaikat diciptakan dari cahaya.
Tidak diketahui secara jelas bagaimana proses itu terjadi dan dari jenis cahaya apa yang mereka diciptakan, yang dapat diketahui hanyalah bahwa malaikat diciptakan terlebih dahulu sebelum Allah menciptakan manusia.
Malaikat Sebagai Ciptaan Allah
Malaikat merupakan makhluk Allah yang diberikan amal namun tidak diberi nafsu. Sehingga malaikat akan selalu taat atas apa pun perintah Allah SWT. Malaikat juga tidak minum, tidak istirahat, dan juga tidak tidur. Dalam tugas menjadi pencatat amal, malaikat konsisten tanpa pernah melanggar perintah Allah.
Malaikat diciptakan untuk mengatur segala urusan sebagaimana di dalam al-Qur’an dikatakan “wa al mudabbirati amra” (qs. AN-Nazi’at 97:4) dan “tanazzalul mala’ikatu warruhu fihaa bi idzni rabbihi min kulli amr” (al-Qadar:97:4), kemudian Allah menciptakannya dengan penuh kekuatan dan masing-masing berfungsi dalam tugasnya. Begitu juga dengan manusia yang Allah pilih sebagai ciptaan yang paling sempurna dibandingkan ciptaan yang lain.
Malaikat adalah makhluk yang mempunyai tugas untuk menguasai alam dalam arti fisik. Pengertian ini menunjukkan bahwa tugas rohani malaikat sebagai perantara/perutusan antara Allah dan manusia. Malak/Malaikat merupakan makhluk yang bertugas menyampaikan sesuatu dari Allah SWT kepada makhluk-makhluk-Nya.
Selain itu, malaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan Allah dari cahaya yang diberi beraneka bentuk oleh Allah serta mempunyai mempunyai sayap berjumlah dua, tiga dan empat, hingga tak terhitung jumlahnya.
Menurut pendapat ulama, malaikat adalah makhluk halus yang diciptakan oleh Allah dari cahaya yang memiliki kekuatan untuk mengubah dirinya menjad makhluk lain, yang taat mematuhi perintah Allah dan sedikit pun tidak pernah membantah atas apa yang telah Allah perintahkan.
Malaikat merupakan makhluk gaib yang hidup dalam kegaibannya dan wajib diimani oleh setiap muslim akan keberadaannya, meskipun tidak diketahui secara hakiki.
Hal ini karena akal manusia bersifat terbatas, sehingga jiwa yang ada pada dirinya tidak dapat diketahui keberadaannya secara pasti. Penciptaan malaikat oleh Allah semata-mata ditentukan oleh Allah sendiri, kondisi semacam ini tidak akan mengurangi kekuasaannya yang telah menjadikan malaikat sebagai wakil-Nya, sebab penciptaan malaikat pada hakekatnya sama halnya dengan penciptaan manusia, ia diciptakan untuk berbakti serta beribadah kepada-Nya
Malaikat dan jin diciptakan lama sebelum Allah menciptakan manusia, meskipun malaikat dan jin hidup dalam alam yang sama tetapi mereka hidup dalam dimensi yang berbeda. Satu sisi malaikat dapat melihat jin akan tetapi jin tidak dapat melihat malaikat, jumlah malaikat juga lebih banyak dari pada jin dan jumlah jin lebih banyak dari pada manusia
Semuanya memiliki selisih sembilan banding satu. Perbandinga 9:1 ini terjadi antara ruh dan malaikat, malaikat dan jin, juga jin dan manusia yang selisihnya lebih banyak jin daripada manusia.
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait
Penulis: Rosyda Fauziyah
Dalam ajaran Islam, malaikat pencatat amal baik dan buruk adalah malaikat Raqib dan Atid. Tugas keduanya yakni mencatat setiap amal baik dan buruk yang dilakukan manusia, tanpa terkecuali. Setiap tindakan, perkataan, bahkan niat yang tersimpan di hati manusia tidak luput dari pengawasan mereka. Catatan ini akan menjadi bukti yang akan digunakan pada Hari Pembalasan nanti, di mana setiap individu akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah.Malaikat Raqib dan Atid ditugaskan oleh Allah untuk mencatat setiap perbuatan baik dan buruk yang dilakukan oleh manusia. Nama Raqib berasal dari kata “raqaba” yang berarti mengawasi atau mengamati, sementara Atid berarti yang selalu hadir atau siap siaga. Dalam surat Qaf ayat 17-18, Allah berfirman:"Ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."Malaikat Raqib dan Atid mencatat setiap amal baik dan buruk yang dilakukan manusia, tanpa terkecuali. Setiap tindakan, perkataan, bahkan niat yang tersimpan di hati manusia tidak luput dari pengawasan mereka. Catatan ini akan menjadi bukti yang akan digunakan pada Hari Pembalasan nanti, di mana setiap individu akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah.Umat Islam harus percaya bahwa Malaikat Raqib dan Malaikat Atid melihat dan mencatat segala amal yang kita lakukan. Kita juga harus percaya bahwa amal yang dicatat itu akan ditunjukkan kembali pada hari akhirat dan Allah akan memberikan balasan berdasarkan catatan itu.Kesadaran akan adanya malaikat pencatat amal mendorong manusia untuk lebih berhati-hati dalam setiap perbuatan dan perkataan. Mereka termotivasi untuk selalu melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan, karena mereka tahu bahwa setiap tindakan mereka diawasi dan dicatat.Ajaran tentang malaikat pencatat amal baik dan buruk juga berfungsi sebagai pendidikan moral dan etika bagi umat Islam. Hal ini mengajarkan pentingnya integritas, kejujuran, dan tanggung jawab pribadi dalam setiap aspek kehidupan. Manusia diajarkan untuk senantiasa berperilaku baik, meskipun tidak ada orang lain yang melihat, karena mereka yakin bahwa malaikat selalu mengawasi.Dengan memahami bahwa setiap tindakan dan perkataan dicatat oleh malaikat, seorang Muslim akan lebih mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang dilarang dan mendorong untuk melakukan hal-hal yang diridhai Allah.Keberadaan malaikat pencatat amal menumbuhkan kesadaran spiritual yang lebih dalam. Manusia menjadi lebih peka terhadap perbuatan mereka dan berusaha untuk memperbaiki diri secara kontinu.Memahami bahwa amal baik dan buruk dicatat juga mengajarkan pentingnya menerima konsekuensi dari setiap perbuatan. Ini membangun rasa tanggung jawab yang kuat dalam diri setiap individu untuk selalu berbuat baik.Malaikat pencatat amal baik dan buruk, Raqib dan Atid, memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Mereka bukan hanya sekadar pencatat, tetapi juga menjadi pengingat bagi manusia untuk selalu berada di jalan yang benar. Kesadaran akan keberadaan mereka mendorong manusia untuk meningkatkan amal baik dan menghindari perbuatan buruk, serta menumbuhkan integritas, kejujuran, dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, peran mereka sangat signifikan dalam membentuk moral dan etika umat Islam, serta membantu mereka mencapai kehidupan yang diridhai Allah.
Iman kepada malaikat adalah bagian dari rukun iman. Sebagai implementasi dari rukun iman tersebut, kita perlu mengetahui tentang malaikat, salah satunya adalah malaikat pencatat amal baik dan amal buruk.
Mengutip buku Tafsir Al Munir Jilid 1 oleh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, dijelaskan Allah SWT telah mengetahui segala sesuatu yang ada dalam hati manusia, namun Dia tetap menugaskan malaikat untuk mencatat dan mengawasi perbuatan manusia. Tujuannya adalah sebagai bukti agar manusia tidak bisa menolaknya.
Malaikat pencatat amal baik berada di sisi sebelah kanan untuk mencatat amal kebaikan, ia adalah malaikat Raqib. Sedangkan malaikat yang berada di sisi kiri untuk mencatat amal buruk adalah malaikat Atid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT